JANGAN CAMPURI URUSANKU !!!
Ketika hati mengeras, tak dapatlah masuk ke dalamnya cahaya hidayah.
Urat-urat mengeras, ubun-ubun mengerut, kelopak mata melingkar, telinga
pun seolah disumbat keangkuhan. Nasihat mengalir mencari jiwa-jiwa yang
haus akan hidayah, namun ia tidak menemukan jalan untuk masuk. Dan asa
pun terkubur oleh sebuat kalimat: “Jangan campuri urusanku!“.
Ya, itulah yang dikatakan oleh sebagian orang yang enggan menerima
nasehat. Seolah ia merasa tidak perlu dikoreksi, atau merasa sudah benar
dan tidak mungkin salah, merasa lebih pandai dan menganggap remeh orang
yang menasehati, seolah ia tidak layak memberi nasehat, atau enggan
mengakui kesalahan walaupun ia sudah jelas tersalah. Tidak heranlah
kita, jika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyatakan bahwa sikap
enggan menerima nasehat (yang benar) adalah kesombongan:
الكبر بطر الحق وغمط الناس
“Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia” (HR. Muslim, 91)
Seorang Muslim Itu Memberi Nasehat
Agama Islam adalah agama nasehat, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
الدين النصيحة قلنا : لمن ؟ قال : لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم
“Agama adalah nasehat”. Para sahabat bertanya: “Untuk siapa?”. Beliau
menjawab: “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para imam kaum muslimin
dan umat muslim seluruhnya” (HR. Muslim, 55)
Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan kita beramar-ma’ruf
nahi-mungkar dengan tangan jika mampu, apabila tidak mampu maka
menasehati dengan lisan:
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده . فإن لم يستطع فبلسانه . فإن لم يستطع فبقلبه .وذلك أضعف الإيمان
“Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya.
Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka
ubahlah dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman” (HR.
Muslim, 49)
Menasehati seseorang dari kesalahannya pada
hakikatnya adalah usaha untuk menolong dan menyayanginya. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
انصر أخاك ظالما أو مظلوما . قالوا : يا رسول الله ، هذا ننصره مظلوما ، فكيف ننصره ظالما ؟ قال : تأخذ فوق يديه
“Tolonglah saudaramu yang zhalim dan yang dizhalimi”. Para sahabat
bertanya: “Wahai Rasulullah, kami paham bahwa yang dizhalimi mesti
ditolong, namun bagaimana menolong orang yang zhalim?”. Beliau bersabda:
“Tariklah tangannya (dari berbuat kezhaliman)” (HR. Bukhari, 2444)
Wajib bagi seseorang untuk memenuhi permintaan suadaranya yang meminta
nasehat. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
حق
المسلم على المسلم ست . قيل : ما هن ؟ يا رسول الله ! قال : إذا لقيته فسلم
عليه . وإذا دعاك فأجبه . وإذا استنصحك فانصح له . وإذا عطس فحمد الله
فشمته وإذا مرض فعده . وإذا مات فاتبعه
“Hak seorang muslim yang
wajib dipenuhi oleh muslim yang lain ada enam”. Para sahabat bertanya:
“Apa saja hal itu, wahai Rasulullah?”. Beliau bersabda: “Jika bertemu,
beri salam padanya. Jika ia mengundangmu, penuhi undangannya. Jika ia
meminta nasehatmu, nasehatilah ia. Jika ia bersin dan mengucap hamdalah,
ucapkanlah tasymit. Jika ia sakit, jenguklah. Jika ia meninggal,
antarlah jenazahnya” (HR. Muslim, 2162)
Islam tidak mengajarkan
egois atau mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan keadaan
saudaranya. Jika seorang menginginkan kebaikan pada dirinya, hendaknya
ia juga menginginkan kebaikan yang sama diraih oleh saudaranya. Jika
seseorang ingin menjadi hamba yang menegakkan shalat, ia pun hendaknya
menginginkan saudaranya juga untuk bisa menegakkan shalat. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
“Seseorang tidak dikatakan beriman hingga ia mencintai untuk saudaranya
sesuatu yang ia cintai untuk dirinya” (HR. Bukhari 13, Muslim 45)
Seorang Muslim Itu Menerima Nasehat
Agar tidak tergolong manusia yang merugi, seseorang hendaknya gemar menasehati dan menerima nasehat. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya
menetapi kesabaran” (QS. Al Ashr: 2-3)
Nasehat itu hanya
bermanfaat bagi orang-orang yang memiliki iman. Adapun orang tak ada
iman dalam hatinya, nasehat tidak ada manfaatnya bagi mereka. Allah
Ta’ala berfirman:
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
“Berilah peringatan! Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Adz Dzariyat: 55)
Nasehat itu hanya bermanfaat bagi orang-orang yang takut kepada Allah.
Adapun orang yang sombong kepada Allah, semisal orang-orang yang kafir
kepada Allah, nasehat tidak ada manfaatnya bagi mereka. Allah Ta’ala
berfirman:
فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ الذِّكْرَىٰ سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشَىٰ وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى
“Berilah peringatan jika memang peringatan itu bermanfaat. Sehingga
dengan peringatan itu, orang-orang yang takut kepada Allah akan mendapat
pelajaran, dan orang-orang yang celaka akan menjauh” (QS. Al Fajr,
10-11 Al-A’laa: 9-11)
Enggan menerima nasehat dan ‘ngeyel’ untuk berjalan di atas kesalahan adalah tabiat kaum musyrikin. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ
نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۗ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ
لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
‘Dan apabila
dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,”
mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah
kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan
mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu
apapun, dan tidak mendapat petunjuk?‘ (QS. Al Baqarah: 170)
Syubhat Penolak Nasehat
Terkadang orang yang sombong dan enggan menerima nasehat pun menangkis
nasehat-nasehat yang disampaikan kepada dirinya dengan ayat Al Qur’an,
diantaranya:
وَلَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ
“Bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu” (QS. Al Baqarah: 139, Al Qashash: 55, Asy Syuraa: 15)
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku” (QS. Al Kafirun: 6)
Padahal para ulama menjelaskan bahwa ayat-ayat tersebut ditujukan kepada orang kafir. Dalam tafsir Jalalain ditafsirkan:
” لَكُمْ دِينكُمْ “ الشِّرْك ” وَلِيَ دِين “ الْإِسْلَام
“Untukmu agamamu, yaitu kesyirikan. Dan untukku agamaku, yaitu Islam” (Tafsir Jalalain)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan:
قَالَ لَهُمْ الرَّسُول صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” لَكُمْ
دِينكُمْ وَلِيَ دِين ” كَمَا قَالَ تَعَالَى” وَإِنْ كَذَّبُوك فَقُلْ لِي
عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَل وَأَنَا
بَرِيء مِمَّا تَعْمَلُونَ ” وَقَالَ” لَنَا أَعْمَالنَا وَلَكُمْ
أَعْمَالكُمْ ” . وَقَالَ الْبُخَارِيّ يُقَال ” لَكُمْ دِينكُمْ ”
الْكُفْر ” وَلِيَ دِين ” الْإِسْلَام
“Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam berkata kepada mereka (orang kafir) :
“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku” semisal dengan firman Allah
Ta’ala (yang artinya): ”Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah:
‘Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap
apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu
kerjakan‘” (QS. Yunus: 41). Juga firman Allah Ta’ala (yang artinya):
”Bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu” (QS. Al Baqarah: 139,
Al Qashash: 55, Asy Syuraa: 15). Imam Al Bukhari menjelaskan, makna
‘untukmu agamamu’ yaitu kekufuran, ‘untukku agamaku’ yaitu Islam.”
(Tafsir Ibnu Katsir).
Sehingga jelas ayat-ayat tidak pantas dan
tidak layak ditujukan kepada sesama muslim. Bahkan, andai ayat-ayat ini
digunakan terhadap sesama muslim, akan bertentangan dengan ayat-ayat
dan hadits lain yang memerintahkan kaum muslimin untuk saling
menasehati, berdakwah dan beramar-ma’ruf nahi-mungkar. Bukan saling
cuek, egois dan tidak mau tahu keadaan saudaranya serta membiarkan
saudaranya terpuruk dalam kesalahan dan dosa.
Akhir kata,
semoga Allah menolong kita agar menjadi orang yang berlapang dada dalam
menerima nasehat. Teringat perkataan Umar bin Khattab radhiallahu’anhu
yang biasa beliau ucapkan ketika ia dinasehati:
رحم الله امرأً أهدى إلي عيوبي
“Semoga Allah merahmati seseorang yang menunjukkan padaku kesalahan-kesalahanku“
Oleh:
jamz725Art
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih.